Sabtu, 13 Agustus 2022 By dr. Kristo

Mutasi corona terus terjadi. Munculnya varian dan subvarian terbaru setiap beberapa bulan merupakan pertanda bahwa virus ini memiliki tingkat mutasi tinggi. Pandemi Covid 19 telah dua tahun melanda dunia dan hingga kini kita telah mengetaui setidaknya ada lebih dari 5 varian mutasi virus covid 19. Diantaranya yang pernah banyak menghebohkan dunia adalah varian Beta, Delta, dan Omicron. Virus covid yang diberi nama resmi SARS-Cov-2 memang termasuk jenis virus yang mudah bermutasi. Melihat karakteristiknya yang mirip seperti virus influenza yang mudah bermutasi, ahli dari CDC beranggapan bahwa virus ini akan menjadi virus musiman seperti influenza. Tingginya kemampuan mutasi virus ini berarti akan semakin sulit bagi virus ini untuk benar2 dieradikasi dan akan tetap beredar, terutama pada musim yang lebih dingin. Namun tentunya seiring berjalannya program vaksinasi di setiap negara, tingkat keparahan atau penularan seharusnya menjadi semakin berkurang.

Mutasi Corona Terbaru; Apa Bedanya?

Pada saat artikel ini ditulis, 12 Agustus 2022, dideteksi adanya mutasi virus corona terbaru. Mutasi tersebut terjadi pada varian Omicron, lebih tepatnya, virus ini adalah virus Omicron sub-varian 2.75 atau juga lebih dikenal dengan nama ‘Centaurus’. Sub varian ini dideteksi pertama kali muncul pada bulan Mei 2022 di Delhi, India.

Lalu apa yang membedakan varian ini dengan varian-varian sebelumnya?

menurut salah satu peneliti, dr. Ulrich Elling, salah satu karakteristik yang mungkin paling berbeda dibandingkan varian sebelumnya, virus yang satu ini memiliki tingkat penyebaran yang lebih tinggi, karena mampu menghindar dari sistem imunitas tubuh. “…Kita perkirakan BA -2.75 memiliki kemampuan untuk menghindari sistem imun,” ujarnya.

“Sebenarnya, pertanyaan besar yang masih kita renungkan adalah, apakah Omicron akan tetap meneror kita di musim dingin ini, atau adanya varian lama yang bangkit kembali. Sebagai contoh, varian Delta masih terdeteksi. Kita mengetahui fakta bahwa virus tetap ada dan bersembunyi dalam pasien dengan kondisi kekebalan tubuh yang ditekan (suppressed immune patient) selama lebih dari setahun sebelum akhirnya muncul kembali sebagai varian baru. Tahun lalu seluruh dunia diliputi oleh virus Delta dan tidak ada Omicron,” tambah dr. Ulrich Elling.

Menghadapi Varian Baru

Bagi kita masyarakat Indonesia, tidak ada cara lain yang bisa kita lakukan selain tetap disiplin menerapkan prokes dan segera melengkapi vaksinasi covid19 kita dengan booster saat tersedia. Saat ini, Agustus 2022, pemerintah sedang menggalakan program booster kedua bagi para nakes. Tentunya tidak lama lagi kita akan segera mendapatkan booster kedua juga. Stay safe, Healthy People!

dr. Kristo

Lulus sebagai dokter spesialis penyakit dalam, muncul hasrat dalam diri dr. Kristoforus Hendra Djaya, SpPD, MBA dalam mendalami bidang vaksinasi. Semangat ini mendorongnya dalam membangun klinik vaksinasi pertama di Indonesia, inHarmony Clinic pada tahun 2011. Bersama inHarmony Clinic, kini ia mengimplementasi 3 layanan tambahan: Medical Check Up, Genetic Testing, dan Nutrition Support. Memimpin transformasi inHARMONY menjadi klinik preventif pertama di Indonesia dengan semangat dan integritas yang tinggi