Vaksin Coronavirus– Pada saat wabah coronavirus atau COVID-19 didapuk statusnya menjadi wabah pandemi oleh WHO, sebagian diri saya khawatir, namun sebagian diri yang lain merasa bersemangat. Kenapa? karena selama ini kisah-kisah mengenai pandemi sebelumnya selalu saya dapatkan dari membaca sejarah; seperti misalnya Black Death, Smallpox dan Cholera. Khususnya, yang membuat saya bersemangat adalah karena dari setiap kasus pandemi itu, umat manusia selalu bisa bertahan dan menemukan terobosan-terobosan baru terutama dalam bidang kesehatan. Menyaksikan bagaimana kita sebagai umat manusia bisa merespon dan menciptakan temuan-temuan baru terhadap situasi wabah pandemi dengan mata kepala saya sendiri dalam usia yang akan menginjak 30 tahun membuat saya merasa sangat beruntung, ini adalah masa yang bersejarah.
HOTLINE CORONA VIRUS KEMENKES 0215210411 ATAU KONTAK KE NOMOR 0812 1212 3119
Vaksin coronavirus, dalam perkembangannya telah melalui proses yang sangat cepat. Dalam dunia vaksin, ini adalah terobosan. Vaksin yang biasanya membutuhkan waktu hingga puluhan tahun untuk dibuat, kini hanya dalam hitungan bulan dari dimulainya penelitian, vaksin covid sudah diciptakan.
Pada saat artikel ini ditulis, vaksin covid telah mencapai tahap ujicoba ketiga; yaitu ujicoba vaksin baru yang diberikan secara terbatas kepada 1000 hingga 10000 individu berbeda. Melalui tahap ketiga ini para peneliti menentukan efektivitas vaksin yang sedang diteliti dalam hal mencegah penyakit dan meneliti keamanan vaksin dalam populasi yang lebih heterogen dibandingkan dengan ujicoba tahap pertama (melibatkan 10 hingga 100 individu) dan ujicoba tahap kedua (melibatkan 100 hingga 1000 individu). Observasi pada tahap ketiga pun memakan waktu yang lebih lama jika dibandingkan dengan tahap-tahap sebelumnya.
Ketiga tahap tersebut adalah tahapan penting dalam proses pembuatan vaksin. Melalui tahapan-tahapan tersebut, peneliti akan mendapatkan data berupa seberapa tinggi proteksi yang didapat dari vaksin tersebut serta reaksi-reaksi simpang apa saja yang muncul. Tahap ini menentukan apakah sebuah vaksin layak diedarkan atau tidak. Jika sebuah vaksin memiliki tingkat proteksi sangat rendah namun reaksi simpang yang ditimbulkan sangat banyak dan tingkat keparahannya tinggi, sudah dapat dipastikan bahwa vaksin tersebut tidak akan mendapatkan izin edar dari WHO. Ini semua demi memastikan bahwa vaksin yang sampai di tangan masyarakat sudah terstandar; aman dan berfungsi dengan baik.