Senin, 02 September 2024 By Raden Dibi

Japanese Encephalitis adalah penyakit yang disebabkan oleh virus yang bernama serupa, Japanese Encephalitis Virus (JEV). Virus ini merupakan salah satu penyebab kondisi peradangan otak (encephalitis) yang paling banyak di Asia.

Gejala Japanese Encephalitis

Infeksi dari JEV ini biasanya hanya menimbulkan gejala ringan seperti demam dan sakit kepala. Bahkan kebanyakan tidak menimbulkan gejala tertentu atau asymptomatic. Hanya 1 dari 250 infeksi virus tersebut yang berkembang menjadi encephalitis.

Pada anak-anak, sakit pada bagian lambung dan muntah-muntah dapat menjadi gejala awalnya. Kondisi infeksi yang berat umumnya memiliki gejala berupa demam yang tinggi, sakit kepala, kaku pada bagian leher, disorientasi, koma, kejang-kejang, kelumpuhan dan pada akhirnya menyebabkan kematian. Tingkat kematian (fatality rate) dari penyakit ini dapat mencapai angka 30% bagi mereka yang bergejala berat.

Menurut data, 20-30% dari penyintas JE mengalami gangguan intelektual, perilaku, maupun neurologis seperti kelumpuhan, kejang-kejang, atau kesulitan berbicara.

Penyebaran Japanese Encephalitis

Japanese encephalitis (JE) terutama menyebar melalui gigitan nyamuk Culex yang terinfeksi, yang biasanya berkembang biak di sawah dan air tergenang di daerah pedesaan dan pinggiran kota. Nyamuk-nyamuk ini menjadi pembawa virus setelah menggigit hewan yang terinfeksi. Manusia dianggap sebagai inang akhir, yang berarti virus ini tidak menyebar dari orang ke orang. Risiko penularan tertinggi terjadi selama musim hujan ketika populasi nyamuk paling banyak. Para pelancong, terutama yang mengunjungi daerah endemik seperti beberapa wilayah di Asia Tenggara, Asia Selatan, dan beberapa bagian Pasifik Barat, sebaiknya mengambil langkah pencegahan untuk menghindari gigitan nyamuk, karena tidak ada pengobatan khusus untuk JE setelah terinfeksi.

Vaksin Japanese Encephalitis

Cara yang paling efektif untuk mencegah infeksi virus ini adalah dengan menggunakan vaksinasi terutama bagi mereka yang tinggal di atau bepergian ke daerah endemik. Untuk perlidungan maksimal, Kita memerlukan dua dosis vaksin yang berjenis inactivated vaccine tersebut. Jarak pemberian satu bulan di antara dosis, dan dapat memberikan perlindungan jangka panjang. Bagi mereka yang berisiko tinggi terkena penyakitnya, vaksin ini sangat direkomendasikan. Jika Anda adalah wisatawan jangka panjang, pekerja lapangan, dan penduduk setempat di daerah dengan wabah JE, maka vaksin ini cocok untuk Anda. Penting bagi kita untuk mengambil langkah-langkah tambahan untuk mencegah gigitan nyamuk culex, meskipun kita telah mendapatkan vaksin JE untuk mengurangi risiko terkena penyakitnya.

Pencegahan Lainnya

Kita dapat melakukan beberapa langkah untuk mencegah gigitan nyamuk Culex. Beberapa diantaranya adalah menggunakan obat nyamuk yang mengandung DEET atau bahan aktif lainnya pada kulit dan pakaian. Selain itu, kenakan pakaian berlengan panjang dan celana panjang, terutama pada malam hari saat nyamuk paling aktif. Memasang kelambu di tempat tidur dan menggunakan penyejuk udara atau kipas angin juga dapat mengurangi kemungkinan gigitan nyamuk. Pastikan untuk menghindari tempat-tempat dengan air tergenang yang bisa menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk. Menguras, menutup, dan mendaur ulang wadah air yang tidak terpakai adalah langkah tambahan untuk mengurangi populasi nyamuk di sekitar tempat tinggal.

Untuk melindungi diri Anda dan orang-orang tercinta dari Japanese encephalitis, penting untuk melakukan langkah pencegahan yang tepat, termasuk vaksinasi. Kami mengundang Anda untuk mengunjungi klinik inHarmony dan membuat janji temu untuk mendapatkan vaksin Japanese encephalitis. Tim kami siap memberikan informasi lebih lanjut dan membantu Anda dalam proses vaksinasi agar Anda dan keluarga dapat menikmati perjalanan dan kehidupan sehari-hari dengan lebih aman. Jangan ragu untuk menghubungi kami untuk mendapatkan perlindungan optimal dari penyakit ini.

inHARMONY Clinic contacts & location

Raden Dibi

Memulai karir sebagai seorang jurnalis, Raden Dibi Irnawan kini menjabat sebagai Digital Marketing Coordinator di inHarmony Clinic. Sarjana humaniora lulusan Universitas Indonesia ini juga telah berpengalaman membuat berbagai ide konten dan artikel kesehatan selama 7 tahun.