
Banyak pasangan yang mengeluarkan biaya besar untuk pernikahan dan memasuki fase kehidupan baru yang penuh tantangan. Dalam fase ini, suami istri tidak hanya menyatukan karakter, tetapi juga berisiko membawa penyakit yang dapat menular atau diwariskan kepada anak. Oleh karena itu, pemeriksaan kesehatan penting untuk mendeteksi penyakit yang dibawa, dan vaksinasi pranikah adalah langkah terbaik untuk melindungi pasangan dari penyakit menular, termasuk penyakit seksual dan yang dapat menyebabkan cacat pada anak, serta meningkatkan kesehatan reproduksi. Mari kita lihat jenis vaksinasi pranikah yang tersedia di inHarmony Clinic.
Jenis Vaksinasi Pranikah untuk Anda
Vaksinasi pranikah adalah langkah penting dalam mempersiapkan pernikahan. Pemberian vaksin-vaksin ini bertujuan untuk melindungi calon pasangan dari penyakit menular seperti penyakit menular seksual dan penyakit yang bisa menyebabkan cacat pada anak. Vaksinasi ini juga penting untuk persiapan kehamilan. Ada lima jenis vaksinasi pranikah yang sebaiknya segera diberikan dan vaksinasi ini penting untuk kedua pasangan, baik pria maupun wanita. Sayangnya, sering kali hanya wanita yang lebih peduli terhadap hal ini, dengan anggapan keliru bahwa hanya wanita yang perlu mendapatkan vaksinasi. Meskipun wanita memiliki risiko lebih tinggi karena dapat hamil, pria juga berisiko menularkan penyakit kepada pasangan mereka. Meskipun wanita yang hamil, pria juga memiliki peran penting dalam kehamilan. Risiko penularan penyakit dapat terjadi pada kedua belah pihak dalam kehidupan berkeluarga. Setelah divaksinasi, seseorang akan memiliki kekebalan sekitar 80%, namun selama kehamilan sistem imun wanita menurun, sehingga pria juga perlu vaksinasi untuk menghindari penularan. Vaksinasi pranikah penting bagi kedua pasangan untuk melindungi kesehatan bersama.
Jenis Vaksinasi Pranikah untuk Mencegah Penyakit Menular Seksual
Vaksin HPV
Virus HPV bisa ditularkan secara kontak lansung atau tidak lansung. Secara lansung dapat ditularkan ketika melakukan hubungan seksual atau dari ibu ke anak. Secara tidak lansung adalah dengan menggunakan fasilitas yang sama seperti handuk, toilet, dan juga berbagai macam lainnya. Oleh karena itu, sangat penting kita mencegah virus ini untuk memasuki tubuh kita dengan memberikan imun pada tubuh kita untuk melawan virus ini dengan vaksin. Vaksinasi ini merupakan gender neutral vaccination atau vaksin yang tidak memandang jenis kelamin karena penyakit ini dapat menyerang pada pria dan juga pada wanita. Pada wanita, HPV merupakan penyebab utama kanker serviks (peringkat 1) dan kondiloma, di mana vaksin dapat memberikan perlindungan hingga 90% bagi yang sudah pernah berhubungan, dan mencapai 99% bagi yang belum pernah berhubungan. Di Indonesia sendiri, kanker serviks menempati urutan ketiga sebagai jenis kanker terbanyak pada wanita. Pada pria, HPV meskipun jarang, dapat menyebabkan kanker anus dan penis. Oleh karena itu, pemerintah melaksanakan program vaksinasi HPV untuk anak-anak yang sudah memasuki usia sekolah dasar. Sementara itu, negara-negara di Eropa telah lebih dulu menerapkan program serupa dan berhasil menurunkan angka kejadian kanker serviks serta mengurangi tingkat kematian akibat penyakit tersebut.
Vaksin Hepatitis B
Hepatitis B ditularkan terutama melalui darah dan hubungan seksual. Virus ini sangat umum di seluruh dunia, dengan Indonesia berada di peringkat keempat. Hepatitis B merusak hati secara perlahan dalam waktu 20-30 tahun, menyebabkan peradangan yang dapat berujung pada sirosis (gejala seperti kulit kuning, muntah darah, dan perut buncit), dan bisa menyebabkan mutasi sel hati yang berisiko mengarah pada kanker hati. Kanker hati tidak hanya bisa terjadi akibat sirosis, tapi juga bisa disebabkan oleh hepatitis B. Kanker hati adalah penyebab kematian kedua terbesar pada pria setelah kanker paru-paru. Karena penyakit ini sering tidak menimbulkan gejala, banyak orang tidak memeriksakan diri dan tanpa sadar menularkan penyakit ini ke pasangan mereka. Wanita dapat menularkannya kepada anaknya saat melahirkan. Penyakit ini dapat dicegah dengan vaksinasi, oleh karena itu disarankan untuk mendapatkan vaksin hepatitis B sebelum menikah. Vaksin hepatitis B ini dapat memberikan perlindungan sebesar 96% dari virus Hepatitis B.
Jenis Vaksinasi Pranikah yang Direkomendasikan untuk Mempersiapkan Kehamilan
Vaksin yang penting untuk mempersiapkan kehamilan antara lain MMR, yang mengandung vaksin untuk campak, gondongan, dan rubella (campak jerman). Vaksin kedua adalah varicella, yang melindungi dari cacar air. Vaksin ketiga adalah Tdap, yaitu vaksin DTP untuk orang dewasa, yang mencakup tetanus, difteri, dan pertusis. Virus yang berbahaya pada janin adalah campak, gondongan, rubella, dan cacar air.
Vaksin MMR
Pada orang dewasa, campak biasanya hanya menimbulkan gejala seperti flu, diikuti ruam di seluruh tubuh. Rubella memiliki gejala yang mirip, tetapi ruamnya lebih banyak muncul di dada, wajah, pipi, dan bagian dalam mulut, disertai pembengkakan kelenjar getah bening. Pada orang dewasa, kedua penyakit ini tidak berbahaya dan biasanya sembuh sendiri dalam waktu sekitar satu minggu.Gondongan ditandai dengan pembengkakan di bagian bawah pipi dan demam ringan. Meski terlihat ringan, gondongan memiliki risiko jangka panjang, karena virusnya dapat berpindah setelah sembuh, menyebabkan peradangan pada organ reproduksi. Pada pria, ini dapat mengakibatkan orchitis, yaitu peradangan testis, yang berdampak pada kualitas sperma dan berpotensi menyebabkan kemandulan. Meskipun demikian, penyakit-penyakit ini tidak menyebabkan kematian pada orang dewasa.
Masalah utama terjadi ketika seorang wanita terinfeksi virus ini saat hamil, karena virus tersebut dapat merusak janin. Infeksi ini dapat menyebabkan kebutaan, ketulian, dan jika menyerang otak, dapat mengakibatkan otak mengecil dan terisi cairan. Jika menyerang jantung, bisa menyebabkan cacat berupa jantung bocor, yang dikenal sebagai cacat kongenital. Kondisi ini paling sering disebabkan oleh rubella, meskipun virus lain juga berpotensi menimbulkan dampak serupa. Selain itu, virus-virus ini dapat menyebabkan keguguran atau abortus. Risiko ini dapat dicegah dengan pemberian vaksin MMR.
Vaksin Varicella
Cacar air menyebabkan lenting dan bintil di seluruh tubuh, yang sering membuat orang sekitar khawatir. Kondisi ini juga dapat meninggalkan bekas luka yang butuh waktu 2 hingga 3 minggu untuk sembuh. Namun, cacar air tidak dianggap berbahaya. Jika ibu hamil terkena cacar pada akhir trimester kehamilan, janin berisiko tertular cacar di dalam kandungan, yang dapat merusak kulitnya saat lahir. Hal tersebut dapat dicegah dengan pemberian vaksin varicella.
Vaksin Tdap
Vaksin Tdap perlu diberikan karena, pertama, ini merupakan bagian dari program pemerintah yang mencakup vaksinasi tetanus (TD) bagi calon ibu, mengingat banyak kasus bayi baru lahir yang terkena tetanus neonatorum. Namun, daripada hanya vaksin TD, lebih baik diberikan vaksin Tdap, karena Indonesia masih menjadi wilayah endemis untuk difteri dan pertusis (batuk 100 hari).
Pada orang dewasa, difteri dan pertusis biasanya hanya menyebabkan batuk dan demam ringan, tetapi pada bayi baru lahir, infeksi ini dapat menular dari lingkungan sekitar. Oleh karena itu, vaksin DPT direkomendasikan untuk bayi saat usia 2 bulan. Namun, untuk memberikan kekebalan terhadap pertusis dan difteri sebelum bayi mencapai usia tersebut, kekebalan harus ditransfer melalui ibu. Dengan memberikan vaksin Tdap kepada ibu, kekebalan ini dapat diturunkan kepada bayi hingga usia 3 bulan setelah lahir. Setelah itu, bayi dapat mulai menerima vaksin DPT sesuai jadwal.
Kapan Jadwal untuk Dilakukan Vaksin?
Vaksin tidak boleh diberikan saat hamil. Vaksin varicella dan MMR harus diberikan sebelum menikah karena keduanya mengandung virus hidup yang dilemahkan. Pada ibu, hal ini tidak menjadi masalah karena sistem kekebalan tubuhnya mampu melawan virus tersebut. Namun, pada janin yang belum memiliki kekebalan, virus dari vaksin bisa menular melalui darah ibu ke janin dan menyebabkan penyakit. Jika seorang wanita berencana hamil, vaksin ini tidak boleh diberikan karena membutuhkan dua dosis dengan jeda satu bulan. Virus dari vaksin dapat bertahan di tubuh sekitar dua minggu setelah pemberian, sehingga disarankan untuk tidak hamil selama 2-3 bulan setelah vaksinasi. Oleh sebab itu, vaksinasi sebaiknya dilakukan sebelum menikah.
Menurut pendapat ahli, meskipun seseorang sudah pernah terkena cacar atau mendapat vaksin cacar saat kecil, vaksin varicella dan MMR tetap perlu diberikan lagi saat dewasa dalam dua dosis. Ini karena kekebalan terhadap penyakit tersebut menurun seiring bertambahnya usia, terutama selama kehamilan, ketika sistem imun wanita menjadi lebih lemah.
Vaksinasi pranikah sebaiknya dimulai 7 bulan sebelum pernikahan karena jadwal vaksin Hepatitis B adalah 0, 1, 6 bulan, dan vaksin HPV adalah 0, 2, 6 bulan. Berikut jadwal yang disarankan berdasarkan InHarmony:
- Bulan 0: Vaksin HPV dan Hepatitis B
- Bulan 1 atau 2: Vaksin HPV dan Hepatitis B
- Bulan 3, 4, 5: Vaksin MMR, Varicella, dan Tdap
- Bulan 6: Vaksin HPV dan Hepatitis B
Jika jadwal vaksinasi sudah terlewat dan waktu yang tersisa sebelum menikah hanya 3 atau 4 bulan, tetap disarankan untuk menjalani vaksinasi. Lebih baik terlambat daripada tidak divaksin sama sekali. Namun, vaksinasi yang dilakukan dalam waktu singkat memiliki beberapa konsekuensi, seperti perlu menerima beberapa suntikan sekaligus dalam satu kunjungan, dan antibodi mungkin belum terbentuk secara optimal saat pernikahan. Untuk detail lebih lanjut, sebaiknya konsultasikan dengan InHarmony.
Kesimpulan
Vaksinasi pranikah adalah langkah penting untuk melindungi pasangan dari penyakit menular, menjaga kesehatan reproduksi, dan mencegah risiko pada janin. Vaksin utama yang direkomendasikan meliputi HPV, Hepatitis B, MMR, Varicella, dan Tdap yang dimulai 7 bulan sebelum menikah. Vaksinasi ini memiliki manfaat untuk mencegah penyakit menular seksual, melindungi janin dari cacat kongenital, dan meningkatkan kekebalan ibu serta bayi. Vaksinasi ini dilakukan pada kedua pasangan tidak hanya pada wanita.